Tradisi Sungkem yang Mulai Memudar
Fenomena Sosial "SUNGKEM" di Indonesia yang harus dilestarikan
oleh Linda Wimelda
Indonesia memiliki berbagai macam sosial dan budaya yang menjadi ciri khas bagi Indonesia karena sosial dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia hanya dapat ditemui di Indonesia. Salah satu fenomena sosial yang ada di Indonesia adalah sungkem. Yang dimaksud sungkem disini adalah suatu prosesi dimana anak atau orang yang lebih muda bersikap hormat dengan berlutut dan menghanturkan sembah dengan mencium tangan orang yang lebih tua dengan maksud meminta maaf, berterima kasih atau meminta doa restu. Sungkem ini biasa dilakukan bagi masyarakat yang berada di Pulau Jawa terutama Jawa Tengah seperti Jogjakarta, Solo dan kota-kota lainnya yang berada di Jawa Tengah karena ini merupakan adat Jawa. Tapi di zaman sekarang sungkem ini sudah dilakukan oleh berbagai suku seperti diacara pernikahan atau saat berlebaran.
Prosesi sungkem dulunya sangat banyak dilakukan orang-orang sama seperti halnya gotong royong yang menjadi warisan turun tenurun dari nenek moyang bangsa Indonesia yang patut dihormati karena mempunyai nilai-nilai kebaikan dan kesopanan baik dalam keluarga dan masyarakat. Tapi belakangan ini prosesi sungkem mulai ditinggalkan oleh bangsa kita sendiri. Ada apa sebenarnya dengan bangsa kita yang memiliki beragam sosial yang turun temurun membentuk masyarakat Indonesia yang penuh keramahan dan kesopanan? Melestarikan sosial dan budaya di Indonesia bukan hanya tugas pelajar tapi semua kalangan yang menjadi warganegara Indonesia. Kita patut menjaga dan tetap melestarikan soaial dan budaya yang jelas-jelas adalah milik bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang. Jangan sampai sosial dan budaya yang telah kita miliki berabad-abad lamanya dengan mudah dihak miliki oleh bangsa laen.
Sungkem adalah salah satu sosial di Indonesia yang memilliki ciri khas tersendiri sebagai identitas bangsa Indonesia yang dapat diperkenalkan ke berbagai bangsa dengan tujuan agar bangsa lain mengetahui bahwa sungkem adalah milik Indonesia, bukan milik bangsa-bangsa lain. Sungkem ini seharusnya menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena ini adalah khasanah bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kebudayaan yang sangat tinggi yang mencakup norma-norma kesopanan yang sudah hampir ditinggalkan oleh bangsa Indonesia. Walaupun demikian etnis-etnis yang sudah lama tinggal di Indonesia menjadikan sungkem menjadi salah satu tradisi mereka dalam acara-acara seperti halnya idul fitri yang menyatakan rasa minta maaf dan terima kasih kepada orang yang kita hormati seperti ayah, ibu, saudara tertua, pama, bibi dan lain-lain. Bahkan acara yang dibuat oleh salah satu sekolah swasta menyelipkan unsur-unsur budaya dan sosial dalam susunan acara yang mereka lakukan termasuk sungkem ini walaupun mereka berasal dari etnis tionghoa tapi mereka dapat berbaur dengan sosial Indonesia yang menurut mereka memiliki norma-norma yang pantas dijunjung tinggi, karena kaitan sungkem ini kepada orangtua untuk menyatakan maaf dan terima kasih.
oleh Linda Wimelda
Indonesia memiliki berbagai macam sosial dan budaya yang menjadi ciri khas bagi Indonesia karena sosial dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia hanya dapat ditemui di Indonesia. Salah satu fenomena sosial yang ada di Indonesia adalah sungkem. Yang dimaksud sungkem disini adalah suatu prosesi dimana anak atau orang yang lebih muda bersikap hormat dengan berlutut dan menghanturkan sembah dengan mencium tangan orang yang lebih tua dengan maksud meminta maaf, berterima kasih atau meminta doa restu. Sungkem ini biasa dilakukan bagi masyarakat yang berada di Pulau Jawa terutama Jawa Tengah seperti Jogjakarta, Solo dan kota-kota lainnya yang berada di Jawa Tengah karena ini merupakan adat Jawa. Tapi di zaman sekarang sungkem ini sudah dilakukan oleh berbagai suku seperti diacara pernikahan atau saat berlebaran.
Prosesi sungkem dulunya sangat banyak dilakukan orang-orang sama seperti halnya gotong royong yang menjadi warisan turun tenurun dari nenek moyang bangsa Indonesia yang patut dihormati karena mempunyai nilai-nilai kebaikan dan kesopanan baik dalam keluarga dan masyarakat. Tapi belakangan ini prosesi sungkem mulai ditinggalkan oleh bangsa kita sendiri. Ada apa sebenarnya dengan bangsa kita yang memiliki beragam sosial yang turun temurun membentuk masyarakat Indonesia yang penuh keramahan dan kesopanan? Melestarikan sosial dan budaya di Indonesia bukan hanya tugas pelajar tapi semua kalangan yang menjadi warganegara Indonesia. Kita patut menjaga dan tetap melestarikan soaial dan budaya yang jelas-jelas adalah milik bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang. Jangan sampai sosial dan budaya yang telah kita miliki berabad-abad lamanya dengan mudah dihak miliki oleh bangsa laen.
Sungkem adalah salah satu sosial di Indonesia yang memilliki ciri khas tersendiri sebagai identitas bangsa Indonesia yang dapat diperkenalkan ke berbagai bangsa dengan tujuan agar bangsa lain mengetahui bahwa sungkem adalah milik Indonesia, bukan milik bangsa-bangsa lain. Sungkem ini seharusnya menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena ini adalah khasanah bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kebudayaan yang sangat tinggi yang mencakup norma-norma kesopanan yang sudah hampir ditinggalkan oleh bangsa Indonesia. Walaupun demikian etnis-etnis yang sudah lama tinggal di Indonesia menjadikan sungkem menjadi salah satu tradisi mereka dalam acara-acara seperti halnya idul fitri yang menyatakan rasa minta maaf dan terima kasih kepada orang yang kita hormati seperti ayah, ibu, saudara tertua, pama, bibi dan lain-lain. Bahkan acara yang dibuat oleh salah satu sekolah swasta menyelipkan unsur-unsur budaya dan sosial dalam susunan acara yang mereka lakukan termasuk sungkem ini walaupun mereka berasal dari etnis tionghoa tapi mereka dapat berbaur dengan sosial Indonesia yang menurut mereka memiliki norma-norma yang pantas dijunjung tinggi, karena kaitan sungkem ini kepada orangtua untuk menyatakan maaf dan terima kasih.
0 Response to "Tradisi Sungkem yang Mulai Memudar"
Posting Komentar